Masyarakat awam, membedakan secara mendasar atas pengertian sampah dan limbah. Kedua istilah dimaksud pada dasarnya merupakan sisa (waste) bahan buangan yang tidak digunakan lagi, walaupun masih dapat diproses untuk kegunaan lain.
Pengertian sampah terbatas pada sampah padat baik organik maupun anorganik, sedangkan limbah merupakan bahan buangan (waste) yang dalam prosesnya menggunakan air.
Kedua bentuk buangan (waste) baik sampah padat maupun limbah cair yang bersumber dari
lingkungan masyarakat, dan secara umum disebut dengan istilah ”limbah domestik”.
Pengertian limbah domestik adalah bahan buangan (waste atau limbah), yang bersumber dari lingkungan masyarakat, dimana bentuk dan komposisinya dapat dipengaruhi oleh budaya dan lingkungannya. Berdasarkan sumbernya, limbah domestik bisa berasal dari permukiman pen-duduk, lingkungan perkantoran, pertokoan dan pasar, maupun home industri.
Berdasarkan kandungan zat kimianya limbah domestik dibedakan menjadi dua, yaitu: (a) anorganik, seperti misalnya plastik, logam-logam, pecahan gelas dan abu,
(b) organik, seperti sisa makanan, kertas, dedaunan, sisa makanan buah dan sayur.
Berdasarkan mudah tidaknya dibakar, juga dibedakan menjadi , yaitu:
mudah dibakar (kertas, karet, plastik, kain dan kayu), dan berbeda dengan karakteristik berdasarkan mudah tidaknya membusuk. Limbah yang sulit membusuk (plastik, pecahan gelas, dan karet), sedangkan yang relatif mudah membusuk antara lain sisa makanan, dedaunan, sobekan kain dan atau kertas.
Fenomena persampahan yang berada pada 384 kota di Indonesia, tercatat meningkat
dari 80,2 juta ton/hari pada tahun 2000, menjadi 89,6 juta ton/ha pada tahun 2006.
Penanganan sampah yang diangkut dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA),
sebesar 10,4 %, dibakar sebesar 24,8 %, hanyut ke sungai 1,9 % dan tidak tertangani
sebesar 62,9 %.Rendahnya penanganan tersebut selain disebabkan oleh semakinmeningkatnya penduduk perkotaan, juga terbatasnya kendaraan pengangkut sampah, serta sistem pengelolaan TPA yang kurang tepat dan tidak ramah lingkungan.
Besarnya timbunan sampah yang belum tertangani, menyebabkan berbagai fenomena permasalahan baik langsung maupun tidak langsung bagi penduduk perkotaan.
Selain menimbulkan bau dan sumber berbagai penyakit menular, juga pudarnya nilai-nilai
keindahan kota karena maraknya tumpukan-tumpukan sampah.