Pestisida secara harafiah berarti pembunuh hama. Menurut pemerintah No. 1973, pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lai serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk:
menegndalikan atau mencegah hama atau penyakit yang mrusak tanaman, bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian;
mengendalikan rerumputan
mengatur dan merangsang pertumbuhan yang tdak diinginkan
mengndalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan atau ternak.
mengendalika hama-hama air
mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi, degan p[enggunaan pada tanaman, tanah dan air.
Dari batasan tersebut diatas nyata bahwa pengertian pestisida luas sekali, yakni meliputi produk-produk yang digunakan di bidang pertanianm, kehutanan, perkebunan, peternakan/kesehatan hewan, perikanan, dan kesehatan masyarakat. Pestisida yang digunakan dibidang pertanian scara spesifik sering disebut produk perlindungan tanaman untuk membedakannya dari produk-produk yang digunakan di bidang lain.
Istilah produk perlindungan tanaman juga digunakan unbtuk menghindari istilah pestisida yang berkonotasi bahan pembunuh. Memang kenyataannya tidak semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh. Repellant, misalnya, tidak membunuh melainkan mengusir hama.
Metode aplikasi pestisida di bidang pertanian
Dalam bidang pertanian, pestisida diaplikasikan dengan berbagai cara. Cara-cara pengaplikasian pestisida diantaranya adalah sebagai berikut:
penyemprotan (spraying)
penyemprotan (spraying) adalah penyemprotan pestisida pertanian yang paling banyak dipakai oleh para petani. Diperkirakan 75% penggunaan pestisida dilakukan dengan cara penyemprotan, baik penyemprotan di darat maupun peyemprotan di udara. Dalam penyemprotan, laruta pestisida dipecah oleh Nozzle atau atomizer yang terdapat dalam alat penyemprot menjadi butiran-butiran seprot atau droplet. Bentuk sediaan pestisida yang diaplikasikan dengan cara disemprot meliputi WP, EC, EW, WSC, SP, FW dan WDG. Sedagnkan untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah digunakan formulasi ULV. Teknik penyemprota ini termasuk jhiga pegkabutan.
pengasapan
pengasapan (fogging) adalah penyemprotan pestisida dengan volume ultra rendah dengan menggunakan ukuran droplet yang sangat halus. Perbedaan dengan penyemprotan cara biasa adalah pada fogging campuran pestisida da solvent (um,umnya miyak) dipanaskan sehingga menjadi semacam abut asap yang sangat halus. Fogging banyak dilakukan untuk mengendalikan hama gudang, hama tanaman perkebunan dan pengendalian vector penyakit di lingkungan (pengendalian nyamuk demam berdarah, malaria, dsb)
peaburan pestisida butiran (Granule distribution, broadcasting)
penaburan pestisida butiran adalah penaburan pestisida dalam bentuk butiran yang merupaka cara khusus untuk mengaplikasikan pestisida berbentuk butiran (granule). Penaburan dapat dilakukan dengan tanga atau dengan mesin penabur.
Perawatan benih (seed dressing, seed treatment, seed coating)
Perawatan benih adalah cara aplikasi pestisida utuk melindungi benih sebelum benih ditanam agar kecambah dan tanaman muda tidak terserang oleh hama dan penyakit. Pestisida yang digunakan adalah formulasi SD dan ST.
Pencelupan (Dipping)
Pencelupan adalah peggunaan pestisida utuk melindungi bahan tanaman (bibit, cangkok, stek) agar terhindar dari hama dan penyakit yang mungkin terbawa oleh bahan tanaman tersebut. Pencelupan dilakukan dengan cara mencelupkan bibit tau stek ke dalam pestisida.
Fumigasi (Fumigation)
Fumigasi adalah aplikasi pestisida fumigant, baik berbentuk pada, cair maupun gas dalam ruang tertutup. Fumigasi umum nya digunakan untuk melindungi hasil panen (misanya biji-bijian) dari kerusakan hama atau peyakit di tempat penyimpanan. Fumigant dimasukkan ke dalam ruangan gudang yang selanjutnya akan membentuk gas beracun utuk membunuh OPT sasaran yag ada dalam ruangan tersebut.
Injeksi (Injection)
Injeksi adalah penggunaan pestisida dengan cara dimasukkan ke dalam batang tanaman, baik dengan alat khusus maupun denga member batang tanaman tersebut. Pestisida yang diineksikan diharuskan akan tersebar ke seluruh bagian tanaman melalui aliran cairan tanaman, sehingga OPT sasaran akan terkendali. Teknik ineksi juga digunakan utuk sterilisasi tanah.
penyiraman (Drenching, Pouring On)
penyiraman adalah penggunaan pestisida dengan cara dituangkan di sekitara akar tanaman utuk mengendalikan hama atau penyakit di daerah perakaran, atau dituangkan pada sarang semut, dsb.
Formulasi pestisida
Pengaplikasian pestisida di lapangan erat kaitannyua dengan bentuk formulasi dari pestisida yang digunaka tersebut. Formulasi adalah campuran antara bahan aktif dan bahan tambahan tertentu agar pestisida dapat efektif, efisien dan ekonomis. Karena itu dalam perdagangan pestisida bahan aktif diformulasikan terlebih dahulu dengan dicampur bahan-bahan pembantu, misalnya solvent (bahan pelarut) emulsifier (bahan pembuat emulsi), diluent (bahan pembasah dan pengencer) carrier (bahan pembawa) dan kadang-kadang synergist (bahan untuk meningkatkan efektifitas pestisida).
Bentuk-bentuk formulasi pada pestisida antara lain:
a. Bentuk Cair
EC (Emulsifiable Cocentrate atau Emulsible Cocentrate)
Sediaan berbentuk pekatan (konsentrat) cair dengankonsentrasi bahan aktifd yang cukup tinggi. Kosentrasi ini jika dicampur dengan air akan membentuk emilsi (butiran denda cair yang melayang dalam media cair lain). EC umumnya digunakan dengan cara disemprot, meskipun dapat pula digunakan dengan cara lain.
2. Soluble Concentrate in water (WSC) atau Water Soluble Concentrate (WSC)
Formulasi ini mirip EC, tetapi bila decamp[ur air tidsak membentuk emulsi, melainkan membentuk larutan homogen. Umumnya, sediaan ini digunakan dengan cara disemprotkan.
aeous Solution (AS) atau Aquaous Concentrate (AC)
pekatan ini diarutkan dalam air. Persisida yang diformulasi dalam bentuk AS dan AC umumnya pestisida berbentuk garam yang mempunyai kelarutan tinggi dalam air. Pestisida ini juga dighunakan dengan cara disemprot.
Soluble (SL)
Pekatan cair ini jika dicampurkan air akan membentuk larutan. Pestisida ini digunakan dengan cara disemprotkan. SL juga dapat mengacu pada formulasi slurry.
Flowable (F) atau Flowabel ini Water (FW)
Formulasi ini berupa konsentrasi cair yangs angat pekat. Bila dicampur air, F atau FW akan membentuk emilsi seperti halnya WP. Pada dasarnya FW adalah WP yang dibasahkan.
Ultra Low Volume (ULV)
Sediaan khusus untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah, yakni volume semprot antara 1 hingga 5 liter/hektar. ULV umumnya merupakan sdiaan siap pakai, tanpa harus dicampur dengan air.
b Sediaan padat
Wettable Powder (WP)
Formulasi WP bersama EC merupakan formulasi klasik yang masih banyak digunakan dingga saat ini. WP adalah formulasi bentuk tepung yang bila dicampur air akan membentuk suspensi yang penggunaannya dengan cara disemprot.
Soluble powder (S atau SP)
Formulasi bentuk tepung yang bia dicampur air akan menghasilkan larutan homogen. Pestisida ini juga digunakand enga cara disemprotkan.
Butiran (G)
Butiran yang umumnya merupakan sedian siap pakai dengan konsetrasi rendah. Pestisida butiran digunakan dengan cara ditaburkan di lapagan (baik secara manual dengan tangan atau dengan mesin penabur) setelah penaburan dapat diikuti denga pegolahan tanah atai tidak. Disamping formulasi G dikenal juga fomulasi SG, yakni sand granular.
Water Dipersible Granule (WG atau WDG)
WDG atau WG berbentuk butiran, mirip G, tetapi penggunaanya sangat berbeda. Formulasi WDG harus diencerkan denga air dan digunakan dengan cara disemprotkan.
Seed dreesing (SD) atau Seed Treatment (ST)
Sediaan berbentuk tepung yang khusus digunakan untuk perawatan benih
Tepug Hembus atau Dust (D)
Sediaan siap pakai dengan konsentrasi rendah yang digunakan dengan cara dihembuskan.
umpan atau bait (B) ready Mix Bait (RB atau RMB)
umpan merupakan formulasi siap pakai yang umumya digunakan untuk formulasi rodentisida.
Dalam pemilihan bentuk formuasi pestisida harus diseduaikan dengan lahan atau bagian yang akan kita aplikasikan. Jika kita akan mengaplikasikan pestisida langsung pada lahan pertanian kita dapat menggunakan formulasi EC atau SCW yang diaplikasikan dengan dilarutkan didalam air dengan dosis dan volume semprot tertentu. Namun jika kita ingin mengaplikasikan pestisida pada benih atau hasil panen agar tidak terkena serangan hama dan penyakit kita dapat menggunakan formulasi SD atau DT.
menegndalikan atau mencegah hama atau penyakit yang mrusak tanaman, bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian;
mengendalikan rerumputan
mengatur dan merangsang pertumbuhan yang tdak diinginkan
mengndalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan atau ternak.
mengendalika hama-hama air
mengendalikan atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi, degan p[enggunaan pada tanaman, tanah dan air.
Dari batasan tersebut diatas nyata bahwa pengertian pestisida luas sekali, yakni meliputi produk-produk yang digunakan di bidang pertanianm, kehutanan, perkebunan, peternakan/kesehatan hewan, perikanan, dan kesehatan masyarakat. Pestisida yang digunakan dibidang pertanian scara spesifik sering disebut produk perlindungan tanaman untuk membedakannya dari produk-produk yang digunakan di bidang lain.
Istilah produk perlindungan tanaman juga digunakan unbtuk menghindari istilah pestisida yang berkonotasi bahan pembunuh. Memang kenyataannya tidak semua pestisida pertanian bekerja dengan cara membunuh. Repellant, misalnya, tidak membunuh melainkan mengusir hama.
Metode aplikasi pestisida di bidang pertanian
Dalam bidang pertanian, pestisida diaplikasikan dengan berbagai cara. Cara-cara pengaplikasian pestisida diantaranya adalah sebagai berikut:
penyemprotan (spraying)
penyemprotan (spraying) adalah penyemprotan pestisida pertanian yang paling banyak dipakai oleh para petani. Diperkirakan 75% penggunaan pestisida dilakukan dengan cara penyemprotan, baik penyemprotan di darat maupun peyemprotan di udara. Dalam penyemprotan, laruta pestisida dipecah oleh Nozzle atau atomizer yang terdapat dalam alat penyemprot menjadi butiran-butiran seprot atau droplet. Bentuk sediaan pestisida yang diaplikasikan dengan cara disemprot meliputi WP, EC, EW, WSC, SP, FW dan WDG. Sedagnkan untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah digunakan formulasi ULV. Teknik penyemprota ini termasuk jhiga pegkabutan.
pengasapan
pengasapan (fogging) adalah penyemprotan pestisida dengan volume ultra rendah dengan menggunakan ukuran droplet yang sangat halus. Perbedaan dengan penyemprotan cara biasa adalah pada fogging campuran pestisida da solvent (um,umnya miyak) dipanaskan sehingga menjadi semacam abut asap yang sangat halus. Fogging banyak dilakukan untuk mengendalikan hama gudang, hama tanaman perkebunan dan pengendalian vector penyakit di lingkungan (pengendalian nyamuk demam berdarah, malaria, dsb)
peaburan pestisida butiran (Granule distribution, broadcasting)
penaburan pestisida butiran adalah penaburan pestisida dalam bentuk butiran yang merupaka cara khusus untuk mengaplikasikan pestisida berbentuk butiran (granule). Penaburan dapat dilakukan dengan tanga atau dengan mesin penabur.
Perawatan benih (seed dressing, seed treatment, seed coating)
Perawatan benih adalah cara aplikasi pestisida utuk melindungi benih sebelum benih ditanam agar kecambah dan tanaman muda tidak terserang oleh hama dan penyakit. Pestisida yang digunakan adalah formulasi SD dan ST.
Pencelupan (Dipping)
Pencelupan adalah peggunaan pestisida utuk melindungi bahan tanaman (bibit, cangkok, stek) agar terhindar dari hama dan penyakit yang mungkin terbawa oleh bahan tanaman tersebut. Pencelupan dilakukan dengan cara mencelupkan bibit tau stek ke dalam pestisida.
Fumigasi (Fumigation)
Fumigasi adalah aplikasi pestisida fumigant, baik berbentuk pada, cair maupun gas dalam ruang tertutup. Fumigasi umum nya digunakan untuk melindungi hasil panen (misanya biji-bijian) dari kerusakan hama atau peyakit di tempat penyimpanan. Fumigant dimasukkan ke dalam ruangan gudang yang selanjutnya akan membentuk gas beracun utuk membunuh OPT sasaran yag ada dalam ruangan tersebut.
Injeksi (Injection)
Injeksi adalah penggunaan pestisida dengan cara dimasukkan ke dalam batang tanaman, baik dengan alat khusus maupun denga member batang tanaman tersebut. Pestisida yang diineksikan diharuskan akan tersebar ke seluruh bagian tanaman melalui aliran cairan tanaman, sehingga OPT sasaran akan terkendali. Teknik ineksi juga digunakan utuk sterilisasi tanah.
penyiraman (Drenching, Pouring On)
penyiraman adalah penggunaan pestisida dengan cara dituangkan di sekitara akar tanaman utuk mengendalikan hama atau penyakit di daerah perakaran, atau dituangkan pada sarang semut, dsb.
Formulasi pestisida
Pengaplikasian pestisida di lapangan erat kaitannyua dengan bentuk formulasi dari pestisida yang digunaka tersebut. Formulasi adalah campuran antara bahan aktif dan bahan tambahan tertentu agar pestisida dapat efektif, efisien dan ekonomis. Karena itu dalam perdagangan pestisida bahan aktif diformulasikan terlebih dahulu dengan dicampur bahan-bahan pembantu, misalnya solvent (bahan pelarut) emulsifier (bahan pembuat emulsi), diluent (bahan pembasah dan pengencer) carrier (bahan pembawa) dan kadang-kadang synergist (bahan untuk meningkatkan efektifitas pestisida).
Bentuk-bentuk formulasi pada pestisida antara lain:
a. Bentuk Cair
EC (Emulsifiable Cocentrate atau Emulsible Cocentrate)
Sediaan berbentuk pekatan (konsentrat) cair dengankonsentrasi bahan aktifd yang cukup tinggi. Kosentrasi ini jika dicampur dengan air akan membentuk emilsi (butiran denda cair yang melayang dalam media cair lain). EC umumnya digunakan dengan cara disemprot, meskipun dapat pula digunakan dengan cara lain.
2. Soluble Concentrate in water (WSC) atau Water Soluble Concentrate (WSC)
Formulasi ini mirip EC, tetapi bila decamp[ur air tidsak membentuk emulsi, melainkan membentuk larutan homogen. Umumnya, sediaan ini digunakan dengan cara disemprotkan.
aeous Solution (AS) atau Aquaous Concentrate (AC)
pekatan ini diarutkan dalam air. Persisida yang diformulasi dalam bentuk AS dan AC umumnya pestisida berbentuk garam yang mempunyai kelarutan tinggi dalam air. Pestisida ini juga dighunakan dengan cara disemprot.
Soluble (SL)
Pekatan cair ini jika dicampurkan air akan membentuk larutan. Pestisida ini digunakan dengan cara disemprotkan. SL juga dapat mengacu pada formulasi slurry.
Flowable (F) atau Flowabel ini Water (FW)
Formulasi ini berupa konsentrasi cair yangs angat pekat. Bila dicampur air, F atau FW akan membentuk emilsi seperti halnya WP. Pada dasarnya FW adalah WP yang dibasahkan.
Ultra Low Volume (ULV)
Sediaan khusus untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah, yakni volume semprot antara 1 hingga 5 liter/hektar. ULV umumnya merupakan sdiaan siap pakai, tanpa harus dicampur dengan air.
b Sediaan padat
Wettable Powder (WP)
Formulasi WP bersama EC merupakan formulasi klasik yang masih banyak digunakan dingga saat ini. WP adalah formulasi bentuk tepung yang bila dicampur air akan membentuk suspensi yang penggunaannya dengan cara disemprot.
Soluble powder (S atau SP)
Formulasi bentuk tepung yang bia dicampur air akan menghasilkan larutan homogen. Pestisida ini juga digunakand enga cara disemprotkan.
Butiran (G)
Butiran yang umumnya merupakan sedian siap pakai dengan konsetrasi rendah. Pestisida butiran digunakan dengan cara ditaburkan di lapagan (baik secara manual dengan tangan atau dengan mesin penabur) setelah penaburan dapat diikuti denga pegolahan tanah atai tidak. Disamping formulasi G dikenal juga fomulasi SG, yakni sand granular.
Water Dipersible Granule (WG atau WDG)
WDG atau WG berbentuk butiran, mirip G, tetapi penggunaanya sangat berbeda. Formulasi WDG harus diencerkan denga air dan digunakan dengan cara disemprotkan.
Seed dreesing (SD) atau Seed Treatment (ST)
Sediaan berbentuk tepung yang khusus digunakan untuk perawatan benih
Tepug Hembus atau Dust (D)
Sediaan siap pakai dengan konsentrasi rendah yang digunakan dengan cara dihembuskan.
umpan atau bait (B) ready Mix Bait (RB atau RMB)
umpan merupakan formulasi siap pakai yang umumya digunakan untuk formulasi rodentisida.
Dalam pemilihan bentuk formuasi pestisida harus diseduaikan dengan lahan atau bagian yang akan kita aplikasikan. Jika kita akan mengaplikasikan pestisida langsung pada lahan pertanian kita dapat menggunakan formulasi EC atau SCW yang diaplikasikan dengan dilarutkan didalam air dengan dosis dan volume semprot tertentu. Namun jika kita ingin mengaplikasikan pestisida pada benih atau hasil panen agar tidak terkena serangan hama dan penyakit kita dapat menggunakan formulasi SD atau DT.