Cara Perawatan Sepeda Motor 4-Langkah Matic

Bisa dibilang saat ini motor matik yang lebih dikenal dengan scuter merajai jalan – jalanan di Ibukota dan tanah air. Bila dulu motor ini lebih diperuntukkan untuk kaum hawa, sekarang kondisinya jauh berbeda semua golongan telah menggunakan kendaraan ini. Melihat peluang dan pangsa pasar yang begitu besar membuat Pabrikan/ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) kendaraan roda dua di Indonesia berlomba mengeluarkan senjata pamungkasnya untuk memproduksi kendaraan jenis skutik tersebut.

Pada artikel kali ini kita tidak membahas satu – persatu perbandingan antara motor skutik tersebut, tetapi lebih kepada performance motor skutik secara keseluruhan. Apa sich perbedaan motor matik dengan motor jenis manual/biasa? Bro… mari sama – sama kita bahas bentuk teknologi motor skutermetik dengan kopling kering, cara kerja dan kebutuhan pelumas/oli kemudian dibandingkan dengan performa motor bebek biasa dengan menggunakan kopling basah apa perbedaannya. Sistem kerja Skutermatik
Skutermatik tidak sama dengan kendaraan roda dua yang biasa. Karena selain menggunakan roda berdiameter kecil, sistem penggerak roda dan mesinnya juga berbeda. Cara kerja motor skutermatik tidak menggunkan gigi persneling otomatis karena tidak ada sistem perpindahan gigi. Yang ada adalah sistem dua pulley (seperti roda) yang dihubungkan dengan sabuk atau disebut V – belt. Kesemuanya ini bekerja dalam sistem CVT (Continuously Variable Transmission). Kemudian kendaraan ini juga tidak mengenal persneling sehingga tidak ada engine break seperti motor lainnya. Setelah mesin dinyalakan secara otomatis dua pulley akan berputar. Perputaran pulley yang terus menerus ini menyebabkan tidak adanya engine break.
Sistem perputaran pulley ini adalah sistem yang menggerakkan roda belakang yang disinkronkan dengan besaran putaran mesin. Sistem pergerakan ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu

   1. V – belt dari bahan karet
   2. Drive face atau drive pulley (menempel di bagian mesin), dan
   3. Driven face atau driven pulley (menempel pada roda belakang).

   
Ketiga komponen diatas saling bertautan dengan tali V – belt sebagai pengikatnya. Jadinya, pulley disambungkan dengan V – belt atau sabuk. Prinsip Kerja Kopling Sentrifugal
Mekanisme kerja kedua pulley tersebut memakai prinsip kopling sentrifugal. Pada kedua komponen pulley ada mekanisme sentrifugal dengan pegas pembalik yang bisa memperbesar diameter masing – masing pulley. Pada awal mesin menyala atau saat perputaran mesin (rpm) masih rendah, tenaga dari drive pulley mengalir masuk ke driven pulley. Tenaga ini akan membuat kopling sentrifugal membesar dan menyentuh rumah kopling. Lalu, membuat komponen driven pulley di roda belakang bisa bergerak.
Sebaliknya, ketika putaran tuas gas yang semakin besar dan perputaran mesin tinggi, maka tenaga mesin akan mendorong drive pulley membesar dan membuat diameter driven pulley mengecil.
Kecepatan rendah drive pulley lebih kecil dari driven pulley, kecepatan kebih tinggi drive pulley membesar dan driven pulley mengecil. Kedua pulley bekerja saling berpasangan, ketika salah satu pulley mengecil yang lain membesar.
Prinsip kerja V – Belt Komponen berbentuk V ini akan bergerak menyesuaikan besaran pulley. Meskipun terjadi perubahan di kedua pulley, kondisi V – belt tetap ketat. Untuk memutar V – belt, dibutuhkan perputaran mesin maksimal. Jika putaran mesin sudah tinggi namun motor tidak bergerak atau bergerak lambat, maka aka nada kemungkinan tali V – belt bermasalah.
   
Pengaturan Bahan Bakar

 
Pada kendaraan skutermetik pengaturan kebutuhan bahan bakarnya berdasarkan putaran mesin. Putaran mesin akan menggerakkan membran atau diafragma naik ke atas dan menjadikan bensin dapat mengalir. Semakin cepat putaran mesin maka membran akan semakin tinggi naiknya dan bensin akan mengalir, sehingga kebutuhan bahan bakar lebih besar dibandingkan kendaraan biasa.